Tentang Burung Puyuh

Posted in: , No comments

Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut "Quail", merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.

Puyuh mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keturunan 3-4 generasi per tahun. Puyuh juga mempunyai siklus hidup yang relatif pendek dan mulai bertelur pada umur 45 hari. Selain itu, pertumbhan dan perkembanganya sangat cepat. Produksi telur puyuh mencapai 130-300 butir per tahun dengan rata-rata berat badan puyuh betina yang hanya sekitar 120 gram saja. Setiap hari puyuh dewasa hanya menghabiskan pakan sebesar 20-22 gram pakan.

Pada awlnya, umumnya puyuh dipelihara untuk menghasilkan daging dan telurnya. Rasa khas burung menjadikan daging puyuh memiliki penggemar tersendiri. Begitu pula rasa telurnya yang tidak bisa disamakan dengan rasa telur ayam.

Pada pertengahan tahun 80an mulailah dicoba spesialisasi tujuan pemeliharaan puyuh yang dibedakan antara pedaging dan petelur. Namun akhirnya puyuh pedaging tenggelam karena kebutuhan daging puyuh sampai saat ini masih bisa dicukupi dari puyuh apkir. Apalagi, harga puyuh afkir jauh lebih murah ketimbang puyuh yang memang dipiara untuk pedaging. Sebab, pada perhitungan ekonomi puyuh petelur, puyuh afkir hanya dihargai sedikit lebih mahal daripada DOQ (Day Old Quail) alias Kuthuk puyuh.

Dalam usaha peternakan khusunya peternakan unggas, perlu dikenal dulu bagaimanakah keunggulan atau kemampuan ternak yang akan dipelihara. Setelah itu barulah faktor-faktor yang mendukung agar kemampuan dasar ternak tersebut dapat ditampilakan sesuai dengan kemampuanya. Diyakini bahwa kemampuan berdasarkan keturunan hanya menyumbangkan 30% dan 70% lainya disumbangkan oleh lingukungan yang diterima nya.

Artinya, seekor puyuh yang memiliki sifat dasar unggul dapat bertelur 300 butir pr tahun tidak akan bertelur 300 butir per tahun apabila lingkungan yang menyertainya seperti pakan dan minumnya, kandangnya, kesehatanya, kebersihanya, manajemen pemeliharaanya tidak sesuai dengan kebutuhanya.

Puyuh memiliki keunggulan seperti misalnya: puyuh mampu menghasilkan keturunan 3-4 generasi per tahun, puyuh mulai bertelur umur 45 hari, telur dapat ditetaskan saat induknya berumur 50 hari, lama penetasan hanya 17 hari. Produksi telur puyuh mencapai 130-300 butir per tahun dengan berat sekitar 10-11 gram setiap butirnya dan mengahbiskan pakan 20-22 gram per hari per ekor.

Puyuh juga memiliki rasa khas dan dapat diterima oleh masyarakat. Harga produk terjangkau masyarakat luas. Dari berbagai kelebihan tentu saja puyuh memiliki kekurangan yang mesti diantisipasi yaitu mudah stress, memerlukan pakan dengan kandungan nutrisi tinggi serta kotoran yang relatif lebih berbau.

Puyuh menjanjikan untuk diternakkan sebagai usaha pokok maupun usaha sampingan sebagai penghasil telur, daging, maupun kuthuk umur sehari (Day Old Quail/DOD). Beternak puyuh tidak memerlukan tidak memerlukan lahan yang luas dan modal yang besar. Beternak puyuh dapat dijadikan alternatif untuk memanfaatkan lahan kosong disekitar rumah. Nilai gizi telur maupun daging puyuh tidak kalah dengan nilai gizi telur dan daging ayam. Selain itu rasa telur dan daging puyuh disukai masyarakat luas dan pasar masih terbuka lebar.

The permalink

Leave a Reply