Archive for Juli 2011

Syarat Beternak Puyuh

Syarat-syarat dalam memelihara burung puyuh ini bukan merupakan syarat teknis. Namun tidak apa-apa lah sekedar untuk mengetahui. Sebab syarat-syarat non teknis ini hanya rekaan penulis yang jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah apakah ada hubungan antara syarat-syarat ini dengan maju mundurnya usaha budidaya puyuh petelur.

Bagi yang berkeinginan terjun dalam usaha budidaya burung puyuh petelur, sebaiknya memperhatikan syarat-syarat berikut:

Syarat pertama adalah kasih sayang.
Bagaimanapun mereka tetap hewan. Secara logika burung-burung puyuh itu tidak akan mengerti biarpun kita bilang beribu-ribu kata sayang. Apakah sayang itu berbentuk selalu mengelus-elus mereka atau ikut tidur di dalam kandang ?
Bukan sayang seperti itu yang mereka inginkan. Tapi rasa sayang yang diwujudkan dengan memberi perhatian.
Tak kenal maka tak sayang, benar juga untuk diterapkan dalam budidaya beternak burung puyuh. Mengenal apa saja yang burung puyuh butuhkan, kemudian memberi perhatian. Di sini lah ada semacam ikatan batin antara kita dan burung puyuh; bahwa mereka bukan sekedar mesin pencetak uang.

Syarat kedua adalah adalah disiplin.
Seperti halnya beternak ayam pedaging, apabila terlambat memberi pakan biasanya bobot akan menyusut. Demikian juga dengan burung puyuh petelur, terlalu lama terlambat memberi pakan dan minum berarti siap-siap saja akan berkurang jumlah telur yang dikeluarkan.

Syarat ketiga adalah teliti dan cermat.
Ini penting. Dalam satu tingkat kandang ada 100 ekor. Bisa dibayangkan bagaimana mereka berdesak-desakan. Maka ketelitian memeriksa dan mengawasi sangat diperlukan. Adakah yang bertingkah aneh-aneh atau yang kelihatan pucat, lesu, tembolok kosong, atau kepalanya menunduk-nunduk dan muter-muter. Maka sempatkan untuk meneliti kondisi mereka. Dan keluarkan dari dalam kandang apabila ada yang tidak beres atau yang sudah mati.

Syarat keempat adalah jangan terlalu pelupa.
Terutama dalam memberi makan dan minum. Jangan ada yang terlewatkan. Sepele tapi bisa fatal akibatnya.

Syarat ke lima adalah ketekunan.
Saat burung puyuh dalam kondisi baik produksinya tentu kita akan senang dan semangat. Itu juga harus diterapkan apabila datang suatu masa produksi burung puyuh sedang tidak baik. Harus tetap senang.

Syarat keenam adalah menjaga kebersihan dan kenyamanan.
Jangan biarkan begitu banyak orang begitu saja masuk dan berlalu lalang di dalam kandang. Apalagi kalau tidak ada keperluan. Jaga juga untuk menutup mulut saat bersin (apalagi kalau kita lagi flu). Meludah sembarangan sebaiknya tidak di dalam kandang. Barangkali tidak ada pengaruhnya untuk kondisi burung-burung puyuh, tapi tidak ada salahnya toh untuk berhati-hati

Perkembangan Ternak Puyuh

Peternakan puyuh dari hari ke hari semakin berkembang. Beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan ternak puyuh ini sangat pesat adalah:

Dapat dijadikan usaha pokok maupun sampingan
Dalam jumlah banyak, puyuh dapat dijadikan tumpuan penghasilan bagi pemiliknya. Berdasar pengalaman peternak puyuh, skala pemeliharaan ekonomis minimal adlah 5.000 ekor. Jika hanya untuk mencari penghasilan tambahan, maka dengan memelihara 2000 ekor rata-rata didapatkan keuntungan bersih Rp. 20.000 per hari. Tentu saja sebagaimana bisnis lainya, naik turun dan untung rugi adalah hal yang biasa, seiring naik turunya harga sarana produksi maupun harga produknya (telur, dan daging) dipasar.

Dapat menjadi usaha keluarga
dalam menjalankan usaha ini, sebenarnya cukup dengan melibatkan anggota keluarga. Sebab, dengan demikian biaya tenaga kerja menjadi nol. Apalagi penanganan budidaya puyuh tidak menyita waktu dan cukup mudah dilakukan sendiri. Selain itu, dari sisi pendidikan hal ini juga baik untuk menanamkan rasa tanggung jawabanggota keluarga, terutama anak-anak, baik kepada ternaknya, kelangsungan usaha, dan lebih-lebih kepada pendapatan keluarga. Selain itu, usaha ini akan mendidik anggota keluarga terutama anak-anak untuk memiliki sumbangsih kepada keluarga dengan melatih kemandirian dan kewirausahaan.

Tidak membutuhkan lahan yang luas
Untuk memelihara puyuh 2000-2500 ekor, hanya diperlukan ruangan berukuran 6X4 M2 saja. Untuk memelihara puyuh bisa saja memanfaatkan teras yang dimodifikasi, bekas gudang atau ruang belakang rumah pada rumah tradisional dipedesaan yang biasanya berukuran besar yang tak dimanfaatkan

Kandang Puyuh

Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjutnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan.

Pemeliharaan burung puyuh dilakukan mulai umur 1 hari sampai 18 bulan. Saat berumur 1 hingga 30 hari pemeliharaan dilakukan pada kandang postal atau litter, hari berikutnya dipindahkan pada kandang batere. Dalamsistem perkandangan yang perludiperhatikanadalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 ÂșC; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.

Puyuh mulai berproduksi pada umur 38 hari. Puncak produksi dapat berlangsung selama 4 bulan mulai bulan ke 4, 5, 6 dan 7. Puncak produksi dapat mencapai hingga 90% Biasanya puyuh berproduksi mulai pukul 15.00 sampai 22.00. Uniknya dari pemeliharaan puyuh ini, dalam satu kandang dengan populasi 2000 ekor diberi pejantan kurang lebih 5 ekor, tujuannya sebagai penyemangat betina supaya bertelur terus. Komunikasinya bisa didengar dengan suara mereka yang sahut menyahut.

Tentang Burung Puyuh

Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut "Quail", merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.

Puyuh mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keturunan 3-4 generasi per tahun. Puyuh juga mempunyai siklus hidup yang relatif pendek dan mulai bertelur pada umur 45 hari. Selain itu, pertumbhan dan perkembanganya sangat cepat. Produksi telur puyuh mencapai 130-300 butir per tahun dengan rata-rata berat badan puyuh betina yang hanya sekitar 120 gram saja. Setiap hari puyuh dewasa hanya menghabiskan pakan sebesar 20-22 gram pakan.

Pada awlnya, umumnya puyuh dipelihara untuk menghasilkan daging dan telurnya. Rasa khas burung menjadikan daging puyuh memiliki penggemar tersendiri. Begitu pula rasa telurnya yang tidak bisa disamakan dengan rasa telur ayam.

Pada pertengahan tahun 80an mulailah dicoba spesialisasi tujuan pemeliharaan puyuh yang dibedakan antara pedaging dan petelur. Namun akhirnya puyuh pedaging tenggelam karena kebutuhan daging puyuh sampai saat ini masih bisa dicukupi dari puyuh apkir. Apalagi, harga puyuh afkir jauh lebih murah ketimbang puyuh yang memang dipiara untuk pedaging. Sebab, pada perhitungan ekonomi puyuh petelur, puyuh afkir hanya dihargai sedikit lebih mahal daripada DOQ (Day Old Quail) alias Kuthuk puyuh.

Dalam usaha peternakan khusunya peternakan unggas, perlu dikenal dulu bagaimanakah keunggulan atau kemampuan ternak yang akan dipelihara. Setelah itu barulah faktor-faktor yang mendukung agar kemampuan dasar ternak tersebut dapat ditampilakan sesuai dengan kemampuanya. Diyakini bahwa kemampuan berdasarkan keturunan hanya menyumbangkan 30% dan 70% lainya disumbangkan oleh lingukungan yang diterima nya.

Artinya, seekor puyuh yang memiliki sifat dasar unggul dapat bertelur 300 butir pr tahun tidak akan bertelur 300 butir per tahun apabila lingkungan yang menyertainya seperti pakan dan minumnya, kandangnya, kesehatanya, kebersihanya, manajemen pemeliharaanya tidak sesuai dengan kebutuhanya.

Puyuh memiliki keunggulan seperti misalnya: puyuh mampu menghasilkan keturunan 3-4 generasi per tahun, puyuh mulai bertelur umur 45 hari, telur dapat ditetaskan saat induknya berumur 50 hari, lama penetasan hanya 17 hari. Produksi telur puyuh mencapai 130-300 butir per tahun dengan berat sekitar 10-11 gram setiap butirnya dan mengahbiskan pakan 20-22 gram per hari per ekor.

Puyuh juga memiliki rasa khas dan dapat diterima oleh masyarakat. Harga produk terjangkau masyarakat luas. Dari berbagai kelebihan tentu saja puyuh memiliki kekurangan yang mesti diantisipasi yaitu mudah stress, memerlukan pakan dengan kandungan nutrisi tinggi serta kotoran yang relatif lebih berbau.

Puyuh menjanjikan untuk diternakkan sebagai usaha pokok maupun usaha sampingan sebagai penghasil telur, daging, maupun kuthuk umur sehari (Day Old Quail/DOD). Beternak puyuh tidak memerlukan tidak memerlukan lahan yang luas dan modal yang besar. Beternak puyuh dapat dijadikan alternatif untuk memanfaatkan lahan kosong disekitar rumah. Nilai gizi telur maupun daging puyuh tidak kalah dengan nilai gizi telur dan daging ayam. Selain itu rasa telur dan daging puyuh disukai masyarakat luas dan pasar masih terbuka lebar.